Jumat, 03 Februari 2012

FISIOLOGI



JANTUNG

*PENGERTIAN JANTUNG
            Jantung  adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ yang berperan dalam sistem peredaran darah.

Gambar diatas adalah jantung dan bagian bagian jantung

*PERMUKAAN JANTUNG
Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan seorang laki-laki dewasa. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung.Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana dinding pemisah di antara sebelah kiri dan kanan serambi (atrium) & bilik (ventrikel).

*STRUKTUR INTERNAL JANTUNG
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas, khususnya di aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah. Dua pasang rongga (bilik dan serambi bersamaan) di masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara serambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara seramb kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup berdaun dua.

*CARA KERJA JANTUNG
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan.Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.













BAB 3
PEMBAHASAN

*FUNGSI JANTUNG SEBAGAI POMPA
Pada tiap siklus jantung terjadi sistole dan diastole secara berurutan dan teratur dengan adanya katup jantung yang terbuka dan tertutup.Pada saat itu jantung dapat bekerja sebagai suatu pompa sehingga darah dapat beredar ke seluruh tubuh .Selama satu siklus kerja jantung terjadi perubahan tekanan  di dalam rongga jantung sehingga terdapat perbedaan tekanan.Perbedaan ini menyebabkan darah mengalir dari rongga yang tekanannya lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
·         FUNGSI ATRIUM SEBAGAI POMPA
          Dalam keadaan normal darah mengalir terus dari vena vena besar ke dalam atrium.Kira2 70% aliran ini langsung mengalir dari atrium ke ventrikel walaupun atrium belum berkontraksi.Kemudian kontraksi atrium mengadakan pengisian tambahan 30% karena atrium berfungsi hanya sebagai pompa primer yang meningkatkan keefektifan ventrikel.Jantung terus dapat bekerja dengan sangat memuaskan dalam keadaan istirahat normal. 
·         FUNGSI VENTRIKEL SEBGAI POMPA
a.      PENGISIAN VENTRIKEL
Selama sistole ventrikel, sejumlah darah tertimbun dalam atrium karena katup atrium dalam ventrikel tertutp.Tepat setelah sistolik berakhir tekanan ventrikel turun kembali sampai ketekanan diastolik yang rendah.Tekanan pada atrium tinggi dengan segera mendorong katup antara atrium dan ventrikel membuka dan memungkinkan darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel.Ini dinamakan periode pengisian cepat ventrikel.
Periode pengisian berlangsung kira2 1/3 pertama diastolik. Setengah diastotik darad sedikit mengalir kepantrikel ini adalah darah yang terus masuk kedalam anrtium dari vena vena dan berjalan melalui antrium langsung ke pantrikel.
b. PENGOSONGAN VENTRIKEL SELAMA SISTOLE
Bila proses sistole mulai, tekanan pentrikiel bergerak dengan cepat yang menyebabkaan kutup atruim dan  vantrikel menutup yang  diperlukan penambahan oksigen -0.3 detik bagi ventrikel untuk meningkatkan tekanan yang cukup untuk mendorong kutup seminilunris ( aourta dan pulmunaris )  melawan tekanan dalam auorta dan areti pulmunaris. Selama preode ini terjadi kontraksi pada pentrikel tetapai tiadak terjadi pengosongan preode ini di namankan estemik
c. PERIODE  EJEKSI
Bila tekanan vantrikel kiri meningkat sedik diatas 80mm Hg tekanan pentrikel kanan pentrikel sekarsedilit diatas 80mm Hg. Tekanan yang mendorong  membuka kutup similunaris segera darah mulai di keluarkan dari pentrikel . 60% terjadi pengosongan selama seperempat pertama sistol sebagian besar 40% sisanya dikeluarkan selama 2/4 berikutmnya,  ¾ sistole ini dinamakn periode ejeksi
d. PERIODE  DIASTOLE
Selama ¼  terakhik, pentrikel hampir tidak ada aliran darah dari venrikel yng masuk ke arteri besar walaupun otot ventrikel tetap berkontraksi.
e. .PERIODE RELAKSASI ISOMETRIK(ISOVOLEMIK)
Pada akhir sistole relaksasi ventrikel mulai dengan tiba tiba,  mungkin tekanan dalam ventrikel turun dengan cepat.Peningkatan dalam tekanan arteri besar tiba tiba mendorong darah kembali kearah ventrikel menimbulkan bunyi penutupan kutup aorta dan pulmonal dengan keras selama 0.3-0.6 detik.Selanjutnya otot ventrikel relaksasi dan tekanan dalam ventrikel turun dengan cepat kembali ke tekanan diastole yang sangat rendah, kemudian katup atrium dan ventrikel membuka mengawali siklus pompa ventrikel yang baru.
VOLUME AKHIR DIASTOLE DAN SISTOLE
Selama diastole, pengisian ventrikel dalam keadaan normal meningkatkan volume setiap ventrikel sekitar 120-130 ml.Volume ini dinamakan volume akhir diastolik.Pada waktu ventrikel kosong selama sistole, volume berkurang kira kira 70 ml, dinamakn isi kuncup.Volume yang tersisa dalam tiap tiap ventrikel skitar 50-60 ml, dinamakn volume akhir sistolik.

*TEKANAN DARAH
Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya dokter menyebut 140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas. Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.
*setelah mngetahui tekanan darah, pasti Anda ingin mengetahui apakah tekanan darah Anda termasuk rendah, normal atau tinggi. Berikut ini penggolongan tekanan darah berdasarkan angka hasil pengukuran dengan tensimeter untuk tekanan sistolik dan diastolik:
Tekanan Darah
Sistolik (angka pertama)
Diastolik (angka kedua)
Darah rendah atau hipotensi
Di bawah 90
Di bawah 60
Normal
90 – 120
60 – 80
Pre-hipertensi
120 – 140
80 – 90
Darah tinggi atau hipertensi (stadium 1)
140 – 160
90 – 100
Darah tinggi atau hipertensi (stadium 2 / berbahaya)
Di atas 160
Di atas 100

TEKANAN DARAH ARTERI
            Kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah yang menampung, mengakibatkan tekanan ini berubah ubah pada setiap siklus jantung.Pada saat ventrikel kiri memaksa darah ke arah aorta, tekanan naik sampai puncak yang disebut teknan sistolik.Pada waktu diastole tekanan turun sampai mencapai titik terendah yang disebut teknan diastole.
MENGUKUR TEKANAN DARAH ARTERI
            Dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut sfigmomanometer dan stetoskop yang dilakukan pada arteri brakialis dilekuk siku yang bisa teraba dengan jelas.Bunyi jantung dapat diketahui dengan mendengarkan pukulan pada arteri brakialis, tempat bunyi pertama sebagai tekanan anatara sistole dan distole.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERTHANKAN TEKANAN DARAH
2.      Viskositas (kekentalan)darah, disebabkan oleh protein plasma dan jumlah sel darah yang beredar dalam aliran darah .
3.      Elastisitas dinding aliran darah.Didalam arteri tekanan lebih besar daripada dalam vena sebab otot yang membungkus arteri lebih elastis daripada vena.
4.      Tahanan tepi.Tahanan yang dikeluarkan oleh darah mengalir dalam pembuluh darah dalm sirkulasi darah besar yang berada dalm arterial.Turunnya tekanan mengakibatkna denyut pada kapiler dan vena tidak teraba.
KECEPATAN ALIRAN DARAH
Kecepatan aliran darah bergatung pada ukuran palung dari pembuluh darah  darah dalam aorta gerak cepat, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler. Tekanan dapat diketahui ketika darah Kembali pembuluh vena yang lebih besar dekat dengan jantung.
Faktor lain yang membantu alirn darah ke jantung  gerakan otot kerangka mengeluarkan tekanan di atas vena, gearakan yang dihasilakan pemanasan dengan naik turunnya diapragma sebagian pompa, isapan ikeluarkan oleh atrium yang kososong sewaktu diastole menarik darah dari vena, dan tekanan darah arterial mendorong darah maju.
Selisih antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan nadi. Misalnya tekanan sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg maka tekanan nadi sama dengan 40 mmHg. Tekanan darah umumnya tidak selalu tetap, berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan keadaan kesehatan. Tekanan nadi juga akan berubah selaras dengan perubahan tekanan darah seseorang.
Perubahan tekanan nadi dipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi tekanan darah, misalnya pengaruh usia dan penyakit arteriosklerosis. Pada keadaan arterioklerosis, elastisitas pembuluh darah berkurang dan bahkan menghilang sama sekali, sehingga tekanan nadi meningkat.
TEKANAN DARAH DAN PENGENDALIANNYA
Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya dorong yang mengalirkan darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap.
Jantung bekerja sebagai pemompa darah dapat memindahkan darah dari pembuluh vena ke pembuluh arteri. Pada sistem sirkulasi tertutup, aktivitas pompa jantung berlangsung dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi sehingga menimbulkan perubahan tekanan darah dalam sistem sirkulasi. Pada perekaman tekanan didalam sistem arteri, saat itu tamoak kenaikan tekanan arteri sampai pada puncaknya sekitar 120 mmHg, tekanan ini disebut tekanan sistole. Kenaikan ini menyebabkan aorta mengalami distensi sehingga tekanan didalamnya turun sedikit.
Pada saat diastole ventrikel, tekanan aorta cenderung menurun sampai dengan 80 mmHg. Tekanan ini dalam pemeriksaan disebut dengan tekanan distolik. Dengan adanya perubahan pada siklus jantung inilah yang menyebabkan terjadinya aliran darah didalam sistem sirkulasi tertutup pada tubuh manusia.
Pusat pengawasan dan pengaturan perubahan tekanan darah :
1.      sistem saraf yang terdiri dari pusat-pusat yang terdapat dibatang otak, misalnya pusat vasomotor dan diluar susunan saraf pusat misalnya baroreseptor dan sistemik.
2.      sistem humoral atau kimia yang berlangsung lokal atau sistemik, misalnya renin-angiotensin, vasopresin, epinefrin, asetilkolin, serotinin, adenosin dan kalsium, magnesium, hidrogen, kalium dan sebagainya.
3.      sistem hemodinamik lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler, perubahan tekanan osmotik dan hidrostatik bagian luar dan dalam sistem vaskuler.
PUSAT VASOMOTOR
Pusat pengendalian tekanan darah yang terdapat pada dua pertiga proksimal medula oblongata dan sepertiga distal pons. Pusat vasomotor ini bertanggung jawab atas vasokontriksi pembuluh darah dan patan frekuensi denyut jantung dan selalu berdenyut otomatis karena sel-selnya memiliki potensial istirahat yang labil dan implus atau rangsangan terjadi dikirim melalui jalur saraf medula spinalis dan melalui saraf simpatis menuju ke organ yang dipeliharanya seperti jantung dan pembuluh darah.
Pusat vasokontriksi terdapat secara bilateral pada duapertiga vroksimal medula oblongata dan sepertiga distal pons. Sedanggkan dibagian medial dan distal medula oblongata terdapat pusat vasodilator (inhibitor) yang mampu menghambat implus vasokonstriktor dan efeknya menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Kedua pusat tersebut mempengaruhi kontraktilitas miokardium, isi akhir diastolik dan pacu jantung, di lain pihak mampu memelihara tahanan perifer total agar tetap berada dalam  batas- batas normal.
REFLEKS VASKULER MELALUI PUSAT VASOMOTOR
Serabut saraf averen yang menuju pusat vasomotor berasal dari baroreseptor (rangsangan ujung saraf) arteri dan komereseptor (rangsangan zat kimia) aorta dan karotis dari korteks serebri terutama daerah limbik yang melewati hipotalamus dan mesensefalon dari aferen vagus paru-paru yang berasal dari rangsangan reseptor nyeri kulit atau visera. Rangsangan pada pusat vasomotor dapat terjadi secara langsung seperti penurunan kadar oksigen darah dan peningkatan karbon dioksida darah karena berbagai rangsangan pusat vasomotor.
PRESORESEPTOR DAN KEMORESEPTOR
Aktivitas pusat vasomotor yang otomatis dapat dihambat oleh adanya rangsangan yang datang dari presoreseptor dan kemoreseptor dan mekanisme yang berbeda. Rangsangan yang dikirim oleh presoresptor (ujung saraf yang peka terhadap rangsangan motorik) menyebabkan aktivitas vasokontriktor dan kardioakselator sehingga umpan balik yang dikirim kepusat vasomotor dapat bersifat negatif atau positif. Di dalam pembuluh darah, reseptor tekanan tersebut terdapat dalam lapisan adventisia sedangkan pada sinus karotikus dan aortikus reseptor tersebut baru terangsang bila terdapat kenaikan tekanan darah.
Komereseptor terdapat di sinus karotikus dan baru terangsang bila terdapat perubahan kimia darah, seperti rendahnya kadar oksigen plasma, meningkatnnya ion hidrogen, dan menurunnya pH plasma darah, atau meningkatnya karbon dioksida.
HIPOTALAMUS
Berperan dalam mengatur emosi dan tingkah laku yang berhubungan dengan pengaturan kardiovaskuler. Rangsangan pada hipotalamus anterior menyebabkan penurunan tekanan darah dan bradikardia, sedangkan rangsangan pada hipotalamus posterior dapat meningkatkan tekanan darah dan takikardia.
Hipotalamus dapat mengatur keseimbangan suhu tubuh dengan memengaruhi pembuluh darah kulit, pendinginan kulit, atau hipotalamus dapat menimbulkan vasokontraksi pembuluh darah kulit. Sedangkan pemanasan dapat menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah kulit untuk meningkatkan pelepasan panas.
SEREBRUM
Daerah korteks serebri, khususnya perangsangan area motorik, dapat memengaruhi tekanan darah berupa penurunan respon preson, sedangkan vasodilatasi dan respons depresor meningkat.
RESEPTOR NYERI
Rasa nyeri dapat merangsang area presor dan depresor pusat vasomotor bergantung pada intensitas dan lokasi simulus. Rasa nyeri yang hebat dan lama dapat pula menimbulkan vasodilatasi dan penurunan kesadaran (pingsan).
REFLEKS PULMONAL
Inflasi paru akan menimbulkan vasodilatasi sistemik dan penurunan tekanan darah arteri. Sebaliknya kolaps paru akan menimbulkan vasokontriksi sistemik.
SISTEM HUMORAL (KIMIA)
Pengaturan tekanan darah dapat terjadi dengan memengaruhi faktor yang menjadi komponen tekanan darah seperti curah jantung dengan segala faktor yang memengaruhinya dan tekanan perifer total dengan segala faktor yang  memengaruhi. Pengendalian tekanan darah secara humoral atau cairan kimia adalah pengendalian tekanan darah yang diperankan oleh bahan seperti hormon antara lain : vasopresin, kartikosteroid, renin-angiotensin, epinefrin, norepinefrin, bradikinin, serotinin, dan ion-ion yang terdapat di dalam cairan tubuh misalnya bahan elektrolit lokal (ion kalsium) yang memiliki kemampuan rangsangan vasokontriksi arteriola.
Ion kalsium dan magnesium jika terdapat kelebihan kadarnya di dalam cairan tubuh akan menimbulkan vasodilatasi arteriola. Ion ini dapat menghambat mekanisme kontraksi otot polos arteriola. Adapun ion natrium dan asam dapat menyebabkan vasodilatasi arteriola melalui mekanisme tidak langsung dengan meningkatkan nilai osmolaritas cairan tubuh. Secara umum bahan kimia yang memengaruhi tekanan darah pada sistem tahanan perifer total seperti bradikinin, histamin, serotinin, menyebabkan pertambahan radius pada penampang pembuluh darah arteriola. Sedangkan angiotensin, prostaglandin, dan vasopresin menyebabkan pengurangan radius arteriola. Tetapi bahan seperti epinefrin, norepinefrin, angiotensin, vasopresin, kalsium dan kalium dapat memengaruhi tekanan darah melalui efek pada jantung ataupun pembuluh darah.
PERANAN RENIN-ANGIOTENSIN
Pengendalian tekanan darah secara lambat menggantikan posisi refleks saraf yang telah gagal menunaikan fungsinya dalam pengendalian tekanan darah secara cepat.Proses ini berintegrasi dengan fungsi-fungsi organ yang terkait seperti kardiovaskuler dan ginjal, fungsi hormon yang lain seperti aldosteron pada saraf simpatis.
Pengendalian tekanan darah dilakukan oleh renin-angiotensin, diawali dengan diskresinya bahan renin oleh glomerular.Sel yang terdapat dinding arteriola aferen yang mengadakan enyaan dengan makla densa(penebalan tubulus kontrotus)bersentuhan dengan arterial aferen sebelum masuk kedalam glomerolus dinding tubulus distalis.
SISTEM HEMODINAMIK
Pengaturan tekanan darah lebih cenderung diperankan oleh perubahan tekanan osmotik dan tekanan hidrostatik baik intravaskuler maupun ekstravaskuler.Peran utama dilakukan oleh kadar natrium yang secara langsung memengaruhi nilai osmotik cairan sehingga akan memengaruhi proses sekresi aldosteron atau hormon antidiuretik dan selanjutnya hormon tersebut akan memengaruhi volume darah dan tekanan darah.
Perubahan tekanan osmotik dan hidrostatik tersebut juga memengaruhi tekanan darah.Pengaruh langsung peningkatan volume darah oleh suatu tindakan pemberian cairan intravena pada peristiwa perdarahan mampu mempertahankan tekanan darah dalam batasadan hidrostatik tersebut juga memengaruhi tekanan darah.Pengaruh langsung peningkatan volume darah oleh suatu tindakan pemberian cairan intravena pada peristiwa perdarahan mampu mempertahankan tekanan darah dalam batas-batas normal.Sistem hemodinamik dalam mengatur vtekanan darah diperankan oleh adanya perubahan tekanan osmotik dan tekanan hidrostatik, baik intravaskuler maupun ekstravaskuler.Peran utama kadar natrium secara langsung memengaruhi nilai osmotik cairan, sehingga memengaruhi proses sekresi aldosteron dan hormon antidiuretik.Selanjutnya kedua hormon ini akan memengaruhi volume darah dan tekanan darah.
*DENYUT ARTERI(NADI)
          Denyut nadi merupakan suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa keluar jantung.Denyut ini dapat diraba pada arteri radialis dan arteri dorsalis pedis yang merupakan gelombang tekanan yang dialihkan dari aorta ke arteri yang merambat lebih cepat, misalnya arteri radialis disbelah depan pergelangan tangan, arteri temporalis diatas tulang temporal, atau arteri dorsalis pedis dibelokan mata kaki.
            Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda beda, dipengaruhi penghidupan, pekerjaan, makanan, umur, dan emosi.Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung.Kalau jumlah denyut ada 70, berarti siklus jantung 70 kali semenit juga.
Kecepatan normal denyut nadi (jumlah debaran setiap menit)
·         pada bayi yang baru lahir =140
·         selama tahun pertama       =120
·         selama tahun kedua          =110
·         pada umur 5 tahun            =96-100
·         pada umur 10 tahun          =80-90
·         pada orang dewasa            =60-80
Kecepatan gelombang nadi lebih tinggi daripada kecepatan gelombang darah.Kecepatan ini bergantung pada distensibilitas pembuluh darah.Secara rasio ketebalan pembuluh darah dan radius, semakin tebal dan kaku semakin kecil radius akan semakin tinggi gelombang nadi.
ANALISIS GELOMBANG NADI
Dengan  palpasi pada arteri dapat dinilai gelombang nadi untuk menilai fungsi sistem kardiovaskuler.Kualitas gelombang nadi dapat dinilai antara lain :
1.      Frekuensi gelombang nadi(denyut nadi), dalam keadaan normal sama dengan frekuensi denyut jantung.Pada keadaan tertentu atau penyakit dapat terjadi adanya selisih antara frekuensi denyut jantung dan denyut nadi.
2.      Irama denyut nadi dapat teratur atau tidak, tidak teratur pada keadaan normal terjadi pada aritmia respiratori(irama jantung normal)
3.      Amplitudo, kuat atau lemahnya denyut nadi bergantung pada besar isi sekuncup, jumlah darah yang mengalir selama diastolik, dan elastisitas dinding pembuluh nadi besar.
4.      Ketajaman gelombang, pendek atau panjangnya gelombang berhubungan dengan kekuatan denyut nadi.Pada waktu denyut nadi kuat biasanya diikuti perubahan tekanan yang tajam.Sedangkan denyut nadi yang lemah diikuti dengan perubahan tekanan yang kecil dan lebar(panjang).
Tekanan darah arteri dipengaruhi oleh kerja jantung, tekanan perifer, kekenyalan dinding pembuluh darah, kekentalan darah, dan jumlah darah yang bersirkulasi.  

ISBD


TUGAS
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA TRIMESTER KEHAMILAN DAN PERSALINAN

NAMA KELOMPOK
ELLA AMELIA
LIZA AFRIANTY
SUHARTININGSIH
ROMY BIYAYAH
AYU SEVI DWI YUNITA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI TAHUN
AJARAN 2010/2011
KATA PENGANTAR
       Puji dan syukur  kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada nabi Muhammad saw yang telah membawa kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.Tak lupa pula kami berterimakasih kepada pembimbing kami yang telah memberikan ilmu dalam mata kuliah ini.
            Dalam makalah ini kami membahas tentang sosialisasi budaya masyarakat yang berjudulkan ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA TRIMESTER KEHAMILAN DAN PERSALINAN.Kami selaku penyusun makalah ini berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan dalam perkuliahan.
            Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sangat sempurna oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Bengkulu, JUNI 2011

PENYUSUN



DAFTAR ISI
Kata Pengantar           ……………………………………………………………………………………………..2
Daftar Isi                     ……………………………………………………………………………………………..3
Bab 1 Pendahuluan     ………………………………………………………………………………………………
 -latar belakang          ………………………………………………………………………………………………4
-rumusan masalah      ………………………………………………………………………………………………5
-tujuan                         ……………………………………………………………………………………………...5
-sistematika penulisan……………………………………………………………………………………………….5
Bab 2 Pembahasan     ………………………………………………………………………………………………
-Aspek social budaya pada Trimester Kehamilan………………………………………………………6
-Aspek Sosial Budaya pada Persalinan……………………………………………………………………….9
Bab3 Penutup
-Kesimpulan                ………………………………………………………………………………………………11
-Saran                          ………………………………………………………………………………………………11
Daftar pustaka                        ………………………………………………………………………………………………12





BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
          Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Aspek social budaya ini mencakup pada setiap trimester kehamilan dan persalinan yang mana pada zaman dahulu banyak mitos dan budaya dalam menanggapi hal ini. Oleh karena itu, kami akan membahas hal tersebut dalam makalah ini.    


B.RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaiman Aspek social budaya yang terjadi pada trimester kehamilan?
2.      Bagaimana Aspek sosial budaya yang terjadi pada persalinan ?
C.TUJUAN
          Untuk menambah wawasan kita dalam mempelajari aspek budaya social yang berkaitan dengan  trimester kehamilan serta persalinan. 
D.SISTEMATIKA PENULISAN
          Bab 1 berisi pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sistematika penulisan
            Bab 2 berisi pembahasan
            Bab 3 berisi penutup yang berisi kesimpulan dan saran








BAB 2
PEMBAHASAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA  TRIMESTER KEHAMILAN
          Perawatan kehamilan merupakan salah satu factor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga kesehatan janin dan menjaga pertumbuhan.Memahami perawatan kehamilan adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.fakta berbagai kalangan masyarakat di Indonesia masih banyak ibu ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, hal alamiah dan kodrati.Mereka merasa tidak perlu memerikasakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter.Masih banyaknya ibu ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya factor factor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka.Resiko ini bari diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian.Hal ini kemungkinan disebabkan  oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalhan permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh factor nikah diusia muda yang masih banyak dijumpai didaerah pedesaan.Disamping itu dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku yang menyebabkan istri mengalami kehamilan berturut turut dalam jangka waktu yang relative pendek, menyebabkan ibu mengalami resiko tinggi fakta saat melahirkan.
            Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi.Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan 2 dan pantangan pantangan terhadap beberapa makanan.Sementara kegiatan mereka sehari hari tidakk berkurang. Ditambah lagi dengan pantangan pantangan terhadap beberapa makanan yang sebetulnya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negative terhadap kesehatan ibu dan janin.Tidak heraan kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama dipedessaan.Dikatakan pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena kurangnya gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.Beberapa kepercayaan yang ada misalnya di jawa tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan meyebabkan perdarahan yang banyak.Sementara disalah satu daerah jawa barat ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makanannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.Dimasyarakat betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin.Contoh lain didaerah Subang pantang makan dengan piring yang besarkarena khawatir bayinya akan besar sehingga mempersulit persalinan.Dan memangselain ibunya kurang gizi berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.Selain itu larangan untuk memakan buah buahan seperti pisang, nanas, ketimun dll bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat didaerah pedesaan.
            Didaerah pedesaan masih banyak ibu hamil yang mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan dirumah .Data survey kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 menunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak.Bebrapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek praktek  persalinan oleh dukun yang membahayakan si ibu.Penelitian iskandar dkk menunjukkan beberapa tindakan dan praktek  yang membawa resiko infeksi seperto “ngolesi”(membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk memperlancar persalinan), “kodok” ( memasukkan tangan ke vagina dan uterus untuk mengeluarkan placenta) atau “nyanda” ( setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandar dan kaki diluruskan kedepan selama bejam jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengkakan).
            Pemilihan dukun beranak sebagai pendorong persalinan pada dasarnya disebabkan karena beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat , biaya murah, mengerti dan dapat memabantu upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta membawa ibu dan bayi sampai 40 hari.Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada.Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih namun praktek praktek tradisional tertentu masih dilakukan.Interaksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup.Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan , infeksi, eksklamsia(keracunan kehamilan).
            Kondisi kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan professional  dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan.Namun kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena ada factor keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga.Umunya terutama didaerah pedesaan keputusan terhadap perawatan medis apa yang dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua atau keputusan berada ditangan suami yang seringkali panic melihat keadaan krisis yang terjadi.Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat.Tidak jarang pula nasehat nasehat yang diberikan oleh teman atau tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil.
            Keadaan ini sering kali pula diperberat oleh factor geografis dimana jarak rumah si ibu dengan tempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya transportasi atau oleh factor kendala ekonomi dimana ada anggapan bahwa membawa si ibu kerumah sakit akan memakan biaya yang mahal. Selain dari  faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan,faktor giografis dan kendala ekonomi,keterlambatan mencari pertolongan disebabkan juga oleh adanya suatu keyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan. Selain pada masa hamil,pantangan-pantangan atau anjuran masih berlaku juga pada masa pasca persalinan. Pantangan ataupun anjuraan ini biasanya berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya,ada makanan  tertentu yang sebaiknya di konsumsi untuk memperbanyak produksi  ASI, ada pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Secara tradisional ,ada praktek-praktek yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan si ibu. Misalnya mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan rahim ke posisi semula; memasukkan ramuan-ramuan seperti daun-daunan kedalam vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan yang keluar karena proses persalinan; atau memberi jamu tertentu untuk memperkuat tubuh.

ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA PERSALINAN
Ada suatu kepercayaan yang mengatakan minum rendaman air rumput Fatimah akan merangsang mulas. Memang,rumput Fatimah bias membuat mulas pada ibu hamil,tapi apa kandungannya belum diteliti secara medis. Jadi,harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum meminumnya.soalnya,rumput ini hanya boleh diminum pada pembukaannya sudah mencapai 3-5 cm,letak kepala bayi sudah masuk panggul,mulut rahim sudah lembek atau tipis,dan posisi ubun-ubun kecilnya normal. Jika letak ari-arinya di bawah atau  bayinya sungsang,tak boleh minum rumput ini karena sangat bahaya. Tarlebih jika pembukaannya belum ada, tapi si ibu justru dirangsang mulas pakai rumput ini,bias-bisa janinnya malah naik ke atas dan membuat sesak nafas si ibu. Mau tak mau,akhirnya dilakukan jalan operasi.
Keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak menjelang persalinan,akan membantu melicinkan saluran kelahiran hingga bayi lebih mudah keluar. Keluarnya cairan keputihan pada usia hamil tua justru tak normal,apalagi disertai gatal,bau,dan berwarna. Jika terjadi,segera konsultasikan ke dokter. Ingat,bayi akan keluar lewat saluran lahir. Jika vagina terenfeksi,bias mengakibatkan peradangan selaput mata pada bayi. Harus diketahui pula, yang membuat persalinan lancer bukan keputihan,melainkan air ketuban. Itulah mengapa ,bila air ketuban pecah  duluan,persalinan jadi seret.
Minum minyak kelapa memudahkan persalinan. Minyak kelapa,memang konotasinya bikin lancer dan licin.namun dalam dunia kedokteran,minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan keluarnya sang janin. Mungkin secara psikologis,ibu hamil meyakini,dengan minum dua sendok minyak kelapa dapat memperlancar persalinannya.
Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan madu tidak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup,sebaiknya jangan minum madu karena  bias mengakibatkan overweight.bukankah madu termasuk karbonhidrat yang paling,tinggi kalorinya. Jadi,madu boleh diminum hanya jika BB-nya kurang. Begitu BB naik dari batas yang di tentukan,sebaiknya segera dihentikan.akan halnya telur tak masalah,karena mengandung protein yang juga menambah kalori.
Makan duren,tape,dan nanas bisa membahayakan persalinan.ini benar karena bisa mengakibatkan pendarahan atau keguguran. Duren mengandung alkohol,jadi panas ke tubuh.begitu juga tape. Untuk masakkan yang menggunakan arak ,sebaiknya dihindari. Buah nanas juga,karena bisa mengakibatkan  keguguran.
Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket,hingga mempersulit persalinan.yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi,melainkan ibu yang pernah mengalami dua kali kuret atau punya banyak anak,missal empat anak. Ari-ari lengket bisa berakibat fatal karena kandungan harus diangkat. Ibu yang pernah mengalami kuret sebaiknya melakukan persalinan di RS besar.hingga,bila terjadi sesuatu dapat ditangani segera.
Sebenarnya,kelancaran persalinan sangat tergantung faktor mental dan fisik si ibu. Faktor  fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi. Sedangkan faktor mental berhubungan dengan psikologis ibu,terutama kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas,bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioprasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi selama persalinan, faktor lain yang juga harus diperhatikan: riwayat kesehatan ibu,apakah pernah menderita diabetes,hipertensi atau sakit lainnya; gizi ibu selama hamil,apakah mencukupi atau tidak; dan lingkungan sekitar, apakah men-support atau tidak karena ada kaitannya dengan emosi ibu. Ibu hamil tak boleh cemas karena akan berpengaruh pada bayinya. Bahkan,berdasarkan penelitian,ibu yang cemas saat hamil bisa melahirkan anak hiperaktif,sulit konsentrasi dalam belajar,kemampuan komunikasi yang kurang,dan tidak bisa kerja sama.









Bab 3
PENUTUP
KESIMPULAN
-Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi yang dikarenakan adanya kepercayaan 2 dan pantangan pantangan terhadap beberapa makanan.
-Pada zaman dahulu persalinan ditolong dengan seorang dukun sehingga banyak resiko yang datang pada seorang ibu hamil.
-Minum minyak kelapa memudahkan persalinan karena Minyak kelapa, memang konotasinya bikin lancer dan licin, namun dalam dunia kedokteran, minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan keluarnya sang janin.
-banyak pantangan pantangan oleh budaya orang dahulu yang merupakan mitos yang berbahaya pada ibu hamil jika melanggar budaya tersebut.
SARAN
          -budaya yang ada harus  dilihat apakah baik atau tidak untuk kesehatan ibu hamil dan jika kita lihat dari akal berdasarkan ilmu yang kita dapat budaya tersebut tidak baik, maka tidak boleh diikuti lagi.
-Pergunakanlah makalah ini dengan baik untuk mata kuliah ilmu social budaya agar dapat menambah sedikit wawasan para pembaca.



DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu (2003).ilmu social dasar.Jakarta:Penerbit PT Rineka Cipta.
Budiningsih, Asri (2004).Pembelajaran Moral.Jakarta:Penerbit PT Rineka Cipta.
Sulaiman, Munandar (2005).Ilmu Budaya Dasar.Bandung:PT Refika Aditama.

IMUNOLOGI


IMUNOLOGI












Disusun Oleh :
Kelompok 6

v Ella Amelia
v Laumi Armesi
v Rahmi Eka Mardiansih
v Siti Aleka
v Wira 



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
Jl. Hibrida Raya No.3 Telp (0736) 25091
BENGKULU
KATA PENGANTAR


        Puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN YME yang telah memberikan rahmatnya kepada kita semua, serta telah memberikan kita kesehatan sehingga bisa menyelesaikan makalh ini dengan cukup baik.
            Didalam makalh ini kami telah menyusun beberapa pengetahuan tentang Perkembangan Dan Kesiapan Kehidupan Neonatus Dari Intra Uterin Ke Ekstra Uterin yang mengenai IMUNOLOGI .Dengan kemampuan kami, kami telah mengambil dari bebrapa sumber untuk menyelesaikan makalah ini.
            Kami sadar jika makalah ini belum cukup sempurna tetapi kami berharap supaya makalah ini bisa menambah wawasan bagi yang membacanya.Untuk ketidaksempurnaan itu kami juga membutuhkan kritik dan saran dari pembaca.





Bengkulu, 01 Januari 2011


PENYUSUN








DAFTAR ISI

Kata pengantar    ......................................................................................2
Pendahuluan        ......................................................................................4
-latar belakan       ......................................................................................4
-Rumusan masalah        ......................................................................................4
-Tujuan khusus    ......................................................................................4
-Tujuan umum     ......................................................................................4
Landasan Teori    ......................................................................................5
-sistem imun         ......................................................................................5
-HLA                    ......................................................................................6
-Sel sel imun di uterus.................................................................................8
Gambar dasar imunologi.............................................................................13
Penutup                ......................................................................................15
-Kesimpulan         ......................................................................................15
-Saran                  ......................................................................................15
Daftar pustaka     ......................................................................................17










BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.Oleh karena itu kami akan memberikan uraian mengenai dasar dasar IMUNOLOGI.
B.RUMUSAN MASALAH
  1. Apa yang dimaksud dengan system imun?
  2. Apa yang dimaksud HLA?
  3. Bagaimana penerapan sel sel imun di uterus?
  4. Apa saja Hipotesis yang berkaitan dengan Keberhasilan Kehamilan Terkait dengan respons imun?
C.TUJUAN UMUM
Memahami kehamilan sebagai suatu kejadian paradoks dalam bidang imunologi
D.TUJUAN KHUSUS
a.  Memahami janin sebagai suatu jaringan yang bersifat semialogenik
b.  Memahami dasar dasar respons imun innate dan adaptif
c.   Memahami fungsi dan peran HLA dalam pengenalan antigen
d.  Memahami bagaimana HLA diturunkan dari orang tua ke anak
e.  Memahami sel sel imun diuterus
f.    Mengetahui beberapa hipotesis tentang toleransi system imun maternal pada antigen janin
BAB 2
LANDASAN TEORI
SISTEM IMUNOLOGI
A.respons yang bersifat innate(alami/nonspesifik): respons imun tersebut akan selalu sama seberapapun seringnya antigen tersebut masuk kedalam tubuh.
Respons ini akan menggunakan :
1.    Sel sel yng bersifat fagositik seperti neutrofil, monosit dan makrofag
2.    Sel sel yang akan menghasilkan mediator mediator inflamasi seperti basofil, sel mast, dan eosinofil
3.    Sel NATURAL KILLER(NK)
Selain itu system respons imun juga memiliki molekul molekul, seperti komplemen, protein fase akut, dan sitokin.
B.respons yang bersifat adaptif (didapat/spesifik): akan terjadi perubahan respons imun menjadi adekuat seiring dengan semakin seringnya antigen tersebut masuk ke dalam tubuh.
Respons adaptif akan terlihat dengan adanya poliferasi sel sel limfosit T dan B.Sel limfosit akan B akan menghasilkan antibodi dan sel limfosit T akan membunuh pathogen intraselular dengan cara mengaktifkan makrofag atau membunuh secara langsung sel sel yang terinfeksi oleh virus.
System imun dalam tubuh manusia akan bereaksi apabila mampu mengenali kuman atu benda asing yang masuk ke dalam tubuh.Molekul molekul yang dapat dikenali oleh reseptor sel sel imun disebut sebagai antigen.LOkasi tempat  berikatan reseptor dengan molekul molekul tersebut ukurannya sangat terbatas.Oleh karena itu, pada molekul molekul dengan struktur yang kompleks  hanya mengenali sebagian dari struktur yang kompleks disebut sebagai epitop.Artinya, suatu molekul dengan struktur yang kompleks akan memiliki epitop yang bervariasi (mosaik).
Mikroorganisme yang ditemukan sehari hari oleh seorang manusia yang sehat  umumnya tidak akan menimbulkan gejala penyakit sama sekali, karena umumnya akan berhasil dikenali dan dihancurka oleh respons imun innate dalam hitungan menit atau jam.Untuk dapat bekerja dengan efektif reseptor imun innate harus mampu mendeteksi antigen antigen yang bersifat asing.Namun bebeda dengan reseptor yang ada pada respons imun adaptif mka dalam proses imun innate reseptor reseptor yang ada relative lebih terbatas dan konstan dari generasi ke generasi.Meski demikian system imun innate tetap mampu mengenali mikroorganisme walaupun tingkat mutasi yang terjadi pada mikroorganisme tersebut cukup tinggi keadaannya.Meski demikian reseptor2 imun innate akan kesulitan berkembang biak  didalam sel sehingga komponen komponennya akan dibentuk dalam sel contohnya virus.
Apabila mikroorganisme tersebut mampu mengatasi hadangan dari system imun innate, maka akan dihadapi oleh system imun adaptif.Mikroorganisme beserta produk produknya yang berada di ekstraselular akan dikenali pada reseptor reseptor yang ada pada limfosit B, dalam hal ini adalah antibodi.Sementara untuk mikroorganisme yang ada di intraselular , produk produknya akan dikenali oleh reseptor reseptor yang ada di limfosit T (T cell reseptor =TCR).TCR akan mengenali fragmen fragmen peptide yang berasal dari mikroorganisme intrasel dan dipresentasikan oleh HLA  pada permukaan sel atau sel sel khusus yang disebut sebagai Antigen Presenting Cells(APC) seperti sel dendritik, makrofag, dan limfosit B.
Human Leukocyte Antigen (HLA)
Seperti disebutkan sebelumnya HLA memegang peranan penting dalam aktivasi respons imun baik yang bersifat innate maupun adaptif. Kalau sistem innate cara mengenali antigennya lebih kepada pengenalan struktur karbohidrat ataupun lipid yang asing, yang tidak ditemukan di dalam tubuh (non-self), maka respons imun adaptif lebih melakukan pengenalan kepada struktur peptide yang berasal dari protein asing (non-self). Pengenalan terhadap struktur peptide ini akan lebih menguntungkan karena diversitas struktur peptide ternyata lebih banyak jika dibandingkan dengan karbohidratataupun lipid. Oleh karena itu, diharapkan sistem imun adaptif dapat lebih mengenali secara spesifik suatu imunogen sehingga dapat memicu suatu respons imun yang lebih spesifik.
HLA adalah suatu molekul yang akan mempresentasikan fragmen peptida pada permukaan sel. Fragmen peptide yang dipresentasikan oleh HLA berasal dari protein eksogen ataupun endogen yang diproses baik melalui jalur endositik (HLA kelas II maupun jalur sitosolik (HLA kelas I). fragmen peptide yang dipresentasikan juga berasal dari protein self dan non-self. Oleh karena proses tadi berjalan secara terus menerus, maka permukaan sel akan dipenuhi oleh HLA-HLA dengan fragmen peptidanya masing-masing. Sel-sel yang tidak terinfeksi tentu saja hanya akan mempresentasikan fragmen-fragmen peptida self. Oleh karena itu, HLA juga bersifat sebagai pertanda imunogenik dimana memiliki fungsi untuk membedakan antara sel-sel yang berasal dari diri sendiri (self) dengan sel-sel yang berasal dari orang lain (non-self) atau histokompatibilitas. Oleh karena itu, HLA sering disebut pula Major Histocompatibility complex (MHC) yang ada pada manusia. Dasar-dasar pengetahuan mengenai HLA saat ini telah jauh berkembang seiring dengan semakin majunya ilmu kedokteran transplantasi. Hal ini jugalah yang mendasari pemikiran-pemikiran mengenai keilmuan imunoilogi reproduksi.
HLA berdasarkan struktur dan fungsinya terdiri atas 2 kelas, yaitu kelas I dan kelas II. HLA akan dikoding oleh gen yang terletak pada kromosom no 6 tepatnya pada region 6p21.31 (lengan pendek).tiap HLA memiliki kemampuan untuk mengikat fragmen peptide pada peptide binding site-nya. Masing-masing HLA memiliki peptide binding site yang bentuknya berbeda,sehingga fragmen peptide yang akan terikat juga akan berbeda. Hal ini sangat ditentukan oleh protein HLA yang dikoding oleh kromosom 6. seorang manusia akan menerima gen yang berasal dari kedua orang tuanya. Satu gen yang berasal dari ayah dan satu gen yang berasal dari ibu. Oleh karena itu, apabila HLA kelas I terdapat 3 lokus gen dan HLA kelas II memiliki 3 lokus gen, maka setiap individu akan memiliki 6 jenis HLA kelas I dan 6 jenis HLA kelas II. Saat ini diketahui tiap lokus gen HLA memiliki beberapa alel, contohnya HLA-A dapat memiliki 115 alel, sementara HLA-B dapat memiliki 301 alel. Oleh karena itu, gen HLA dikenal sebagai sistem gen yang bersifat paling polimorfik. Bagian yang polimorfik ini justru umumnya terdapat pada peptide binding site. Oleh karena itu, tiap jenis HLA dari alel yang berbeda dapat mengikat fragmen peptida yang berbeda-beda pula. Selain bersifat polimorfik, HLA akan diekspresikan secara kodominan, yang berarti apabila seseorang memiliki 6 jenis HLA kelas I, maka keenam-enamnya akan diekspresikan pada setiap permukaan sel somatik.
Sel-sel imun di uterus
Uterus sebagai organ tempat kehamilan akan berlangsung tentu memiliki peranan penting dalam proses penerimaan embrio. Lapisan endometrium dapat dianggap sebagai jaringan limfoid tersier setelah jaringan limfoid primer pada sumsum tulang dan timus serta jaringan limfoid sekunder pada kelenjar getah bening, limpa, dan Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT). Hal ini disebabkan leukosit ditemukan jumlahnya cukup banyak baik pada daerah stroma maupun epitel Dari lapisan endometrium.sejumlah sel leukosit didapatkan baik secara tersebar maupun berkelompok bersebelahan dengan kelenjar endometrium pada stratum fungsional akan sangat berbeda pada setiap fase dari siklus haid. Yang paling menonjol adalah perubahan pada jumlah sel NK. Jumlah sel NK akan meningkat secara bermakna pascaovulasi dan jumlahnya akan tetap banyak pada lapisan desidua saat usia kehamilan dini.
Dalam kehamilan jaringan lpasentalah yang akan langsung mengadakan kontak dengan sistem sistem imun maternal. Hal ini disebabkan ole karena sel-sel trofoblas akan menginvasi hingga ke pembuluh darah maternal. Respons imun yang terjadi ternyata tidak sesuai dengan hukum transplantasi dimana seharusnya terjadi reaksi penolakan, karena sel-sel trofoblas yang berasal dari janin seharusnya juga memiliki HLA paternal. Namun, ada hal-hal yang ahrus dipertimbangkan bahwa sel-sel trofoblas itu berbeda dengan sel-sel somatic lainnya. Oleh karena itu, respons imun yang ditimbulkannya tenyu akan sangat berbeda.
Hipotesis mengenai ekspresi HLA-G di sel-sel trofoblas
Sel-sel sinsisiotrofoblas yang merupakan lapisan terluar dari jaringan janin dan akan berkontak dengan sistem imun maternal ternyata tidak mengekspresikan HLA-LA dan HLA-B dan hanya sedikit mengekspresikan HLA-C. Sebaliknya, sel-sel sinsisiotrofoblas tersebut mengekspresikan salah satu HLA nonklasik, yaitu HLA-G.
HLA-G tampaknya berinteraksi dengan KIR seperti layaknya jenis-jenis HLA yang lain dan akan menekan aktivitas sitotoksitas dari sel NK. Diperkirakan inhibisi terhadap aktivit6as sel NK tersebut akan memicu toleransi sistem imun maternal pada embrio. HLA-G yang bersifat monomorfik tampaknya menunjukkan bahwa inhibisi terhadap sel NK berlaku secara umum tidak terkait dengan genom paternalnya. HLA-G dapat ditemukan dalam 2 bentuk, yaitu yang ada pada permukaan sel dan yang bersifat solubel (sHLA-G).
Hipotesis mengenai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) dan reseptor
Lapisan endometrium uterus tampaknya menghasilkan suatu molekul yang bersifat hidrosoluber, yang disebut sebagai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) salama siklus haid terkait dengan kadar progesteron. Sementara di sisi lain blastokista juga akan menghasilkan LIF-reseptor. Selama periode implantasi lapisan desidua bersama dengan limfosit-limfosit Th2 akan menghasilkan LIF, dan sel-sel sinsiotrofoblas akan menghasilkan reseptor LIF. Diperkirakan ekspresi LIF pada desidua san reseptor LIF pada blastokista akan memfasilitasi proses implantasi. Selain itu, interaksi antara LIF dan reseptornya juga terbukti dapat memicu pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel trofoblas.
Hipotesisi mengenai Indoleamine 2,3-dioksigenase (IDO)
IDO adalah suatu protein enzimatik yang berfungsi untuk katabolisme tripofan. Enzim tersebut telah dibuktikan dapat dihasilkan oleh sel-sel sinsiotrofoblas. Diperkirakan IDO yang dihasilkan oleh sel-sel sinsiotrofoblas akan merusak triptofan pada lapisan desidua yang dibutuhkan oleh proliferasi sel-sel imun di lapisan desidua sehingga dapat memicu toleransi dari sel-sel imun maternal terhadap embrio.
Hipoteis mengenai keseimbangan Th1-Th2
Sel helper (CD4+) naïve (Th0) saat mengenali antigen yang dipresentasikan oleh APC dapat berdiferensiasi menjadi Th1 apabila mendapat sinyal serupa IL-12 dan IFN, atau menjadi Th2 apabila mendapat sinyal serupa IL-4. Pada penelitian-penelitian sebelumnya ditunjukkan bahwa dominasi sitokin-sitokin proinflamasi yang dihasilkan oleh Th1 akan berkolerasi dengan peningkatan kejadian keguguran. Oleh karena itu, yang dianggap sebagai sitokin yang akan mempertahankan kehamilan adalah sitokin-sitokin yang dihasilkan ole sel-sel imun saja, tetapi juga oleh sel-sel trofoblas.
Hipotesis Mengenai Makrofag Supresor
Tampaknya ada jenis makrofag lain selain makrofag yang telah dikenal secara klasik akan teraktivasi setelah terstimulasi oleh IFN atau lipoposakarida (LPS), dan kemudian akan menghasilkan sitokin-sitokin proinflamasi. Makrofag supresor ini diperkirakan akan menjaga rahim tetap sebagai tempat yang bersifat immuno-privileged, dengan cara menghasilkan sitokin-sitokin yang bersifat non-imflamasi seperti IL-10 atau antagonis reseptor IL-1 dan juga menghasilkan turunan oksigen bebas yang minimal atau tidak sama sekali.
Hipotesis Mengenai Hormon
Beberapa jenis sitokin dan hormone telah terbukti dapat dihasilkan oleh plasenta. Hormon yang cukup penting yang dihasilkan oleh plasenta adalah progesteron, di mana pada beberapa penelitian menunjukkan progesteron terbukti akan memicu produksi LIF pada emdometrium, dan juga akan memodulasi sistem imun maternal sehingga keseimbangan Th1 dan Th2 akan bergerak ke arah dominasi th2. selain progesteron tampaknya hormone pertumbuhan juga akan memegang peranan dalam mmemodulasi sistem imun, meski saat ini baru terbukti pada spesies Roden. Dalam masa kehamilan plasenta akan menghasilkan placental Growth Hormone (pGH) yang memiliki perbedaan 13 asam amino dibandingkan dengan Growth Hormone (GH) yang dihasilakn oleh hipofisis. pGH akan menggantikan GH dalam sirkulasi maternal pada trimester kedua dan diperkirakan dapat pula memodulasi sistem imun maternal.
 HIPOTESIS MENGENAI CD95 DAN LIGANNYA (CD95L)
Interaksi antara CD95L dan ligannya yaitu CD95 telah lama dikenal dalam bidang imunologi yang berperan untuk memicu reaksi apoptosis.Mekanisme interaksi CD95-CD95L  umumnya digunakan untuk menjelaskan pengaturan pergantian sel, pemusnahan sel sel tumor, respons antiviral, dan yang terpenting adalah untuk melindungi organ organ tertentu dari aktifitas sel sel imun , contohnya pada organ organ yang harus dilindungi seperti mata dan testis(organ organ yang bersifat immune privileged).Mekanismenya adalah sel sel imun memiliki ekspresi CD95, sehungga apabila sel sel imun mengadakan kontak akan terjadi interaksi CD95-CD95L yang akan memicu apoptosis sel sel imun tersebut sehingga organ organ tersebut akan dilindungi.
Dalam penelitian penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa sel sel trofoblas  Mampu menghasilkan CD95 dan dalam medium kultur mampu memicu apoptosis pada sel sel limfosit T yang mengekspresikan CD95L.Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa sel sel trofoblas mampu memicu apoptosis sel sel imun maternal apabila sel sel imun mencoba untuk melakukan kontak dengan sel sel trofoblas.
HIPOTESIS MENGENAI ANEKSIN II
            Aneksin II adalah anggota keluarga dari glikoprotein yang dapat berikatan dengan fosfolipid bermuatan negatif.Aneksin adalah membrane associated protein yang umunya dihasilkan baik oleh sel sel normal maupun sel sel tumor.Namun, telah dibuktikan plasenta juga mampu untuk menhasilkan aneksin.Dalam suatu penelitian telah dibuktikan bahwa aneksinII dapat menghambat poliferasi sel sel limfosit dan juga menghambat produksi antibody IgG ataupun IgM oleh sel sel imun maternal.Oleh karena itu, molekul ini ditengarai juga memiliki peran dalam hal memicu toleransi system imun maternal pada embrio.
HIPOTESIS MENGENAI  RENDAHNYA AKTIFITAS KOMPLEMEN
            Dalam system imun innate, komplemen memegang peranan yang cukup penting dalam menghasilkan sel sel tumor atau asing dengan cara bekerjasama dengan antibodi.Antibodi akan mengenali antigen asing pada permukaan sel tersebut dan selanjutnya antibody akan bergabung dengan komplemen untuk menghasilkan Membrane Attack Complex (MAC) yang mampu melubangi permukaan sel yang memiliki antigen asing tersebut sehingga sel tersebut akan mengalami kehancuran.Namun, terdapat beberapa factor yang dapat menghambat mekanisme penghancuran tersebut, diantaranya adalah Membrane Complement Protein (MCP) yang akan menduduki tempat berikatannya antibody dengan komplemen sehingga tidak dapat terjadi interaksi antara antibodi dan komplemen atau terdapatnya peningkatan Decary Accelerating Factor(DAF), Dimana factor tersebut dapat meningkatkan tingkat penghancuran complement.
HIPOTESIS MENGENAI PENYEMBUNYIAN ANTIGEN TROFOBLAS
            Hipotesis ini masih  bersifat spekulatif.Diperkirakan antigen antigen paternal pada permukaan sel trofoblas dikamuflase oleh suatu blocking antibody dan materi materi fibrin atau lapisan sialomusin.Selain itu ada pula teori mengenai antigen paternal pada sel sel trofoblas, sehingga antibody tersebut tidak dapat mengaktivasi system imun lainnya.Hal hal tersebut diatas akan menyembunyikan ekspresi antigen paternal pada janin sehingga dapat memicu reaksi toleransi dari system imun maternal.



GAMBAR-GAMBAR DASAR IMUNOLOGI
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

*      System imun adalah suatu organisasi yang terdiri atas sel sel dan molekul molekul yang memiliki peranan khusus dalam menciptakan suatu system pertahanan tubuh terhadap infeksi atau benda asing.
*      HLA adalah suatu molekul yang akan mempresentasikan fragmen peptida pada permukaan sel. Fragmen peptide yang dipresentasikan oleh HLA berasal dari protein eksogen ataupun endogen yang diproses baik melalui jalur endositik (HLA kelas II maupun jalur sitosolik (HLA kelas I).
*      Penerapan sel imun diuterus adalah Uterus sebagai organ tempat kehamilan akan berlangsung tentu memiliki peranan penting dalam proses penerimaan embrio. Lapisan endometrium dapat dianggap sebagai jaringan limfoid tersier setelah jaringan limfoid primer pada sumsum tulang dan timus serta jaringan limfoid sekunder pada kelenjar getah bening, limpa, dan Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT). Hal ini disebabkan leukosit ditemukan jumlahnya cukup banyak baik pada daerah stroma maupun epitel.
*      Beberapa Hipotesis Mengenai Keberhasilan Kehamilan Terkait Dengan Respons Imun yaitu :
1.Hipotesis mengenai ekspresi HLA-G di sel-sel trofoblas
2.Hipotesis mengenai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) dan reseptor
3.Hipotesisi mengenai Indoleamine 2,3-dioksigenase (IDO)
4.Hipoteis mengenai keseimbangan Th1-Th2
5.Hipotesis Mengenai Makrofag Supresor
6.Hipotesis Mengenai Hormon
7.Hipotesis mengenai cd95 dan ligannya (cd95l)
8.Hipotesis mengenai aneksin ii
9.Hipotesis mengenai  rendahnya aktifitas komplemen
10.Hipotesis mengenai penyembunyian antigen trofoblas

SARAN

        Oleh karena itu untuk untuk menjaga kehamilan agar tetap sehat hingga neonatus maka system imunologi dalam tubuh harus disertai dengan mengkonsumsi makanan  yang bergizi dan sehat untuk janin dan ibu.
       






























DAFTAR PUSTAKA


Klein J, Sato A.The HLA system.N Engl J Med. 2000;343:702-9

Prawirohardjo, Sarwono(2008).ilmu kebidanan.Jakarta:Penerbit PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Chaouat G.Fetal-Maternal immunological relationship.Encyclopedia of Life Sciences.2001:1-7